Dilihat dari organisasi pelaksanaan, ada tiga sistem penyimpanan dokumen
yang dapat dipertimbangkan oleh suatu organisasi yaitu penyimpanan terpusat
(sentralisasi), penyimpanan desentralisasi dan kombinasi kedua sistem (Quible :
2001). Pemilihan sistem tersebut harus mempertimbangkan faktor jumlah dan status
kantor yang harus dilayani oleh jasa penyimpanan dokumen, seperti seberapa efektif
letak kantor pusat dengan kantor cabang yang dimiliki oleh organisasi; berapa jumlah
kantor cabang yang dimiliki; apakah tersedia sistem telekomunikasi dan sistem
penyampaian dokumen yang dapat diandalkan; ketersediaan tenaga pengelola
dokumen, serta permintaan dokumen dari pemakai maupun sistem yang paling bagus
memenuhi kebutuhan organisasi, subunit, dan personilnya.
1. Sistem Sentralisasi
Pada sistem sentralisasi, semua
dokumen disimpan di pusat
penyimpanan. Unit bawahannya yang
ingin menggunakan dokumen dapat
menghubungi untuk mendapatkan dan
menggunakan sesuai dengan keperluan
yang dimaksud.
Ada beberapa manfaat
penggunaan sistem sentralisasi, antara
lain :
a. Mencegah duplikasi.
Dengan sistem pengawasan yang terpusat, setiap dokumen yang berkaitan dengan
subjek tertentu akan disimpan pada ruangan penyimpanan dan peminjam atau
pengguna akan terekam dengan baik, termasuk waktu peminjaman hingga durasi
peminjaman. Apabila berbagai tebusan akan dibuat untuk keperluan subjek atau
susunan tersebut telah tersimpan dan dapat diklasifikasikan sebagai dokumen
2
inaktif, hanya satu dokumen saja yang disimpan sedangkan kerta lain (tembusan)
dapat dimusnahkan.
b. Layanan yang lebih baik.
Penggunaan sistem ini memerlukan tenaga khusus yang terlatih, sehingga
diharapkan layanan yang diberikan akan lebih baik dibandingkan dibebankan
secara mandiri kepada masing–masing karyawan yang bekerja dengan dokumen.
Dapat dibayangkan apabila seorang stenografer diminta untuk memberkaskan
atau menjajarkan dokumen, maka besar sekali kemungkinan akan terjadi
kesalahan karena memang bukan tugas atau keahliannya.
c. Adanya keseragaman.
Semua dokumen yang terpusat, pengelolaan dan penyimpanannya akan dilakukan
secara seragam serta memudahkan pengawasannya.
d. Menghemat waktu.
Keberadaan tempat penyimpanan dan penemuan kembali dokumen pada satu
tempat menjadikan pemakai akan menghemat waktu bila mencari informasi.
Pemakai tidak perlu mendatangi bagian-bagian lain hanya untuk mencari informasi
atau dokumen yang dibutuhkan.
e. Menghemat ruangan, peralatan, dan alat tulis kantor.
Penggunaan sistem ini akan meminimalisir jumlah keberadaan duplikasi dokumen
beserta perlengkapan penyimpanannya (folder, filing cabinet dan lain-lain). Hal
tersebut menyebabkan ruang yang digunakan juga semakin sempit dan efisien
yang tentunya akan menghemat penggunaan ruang kantor.
f. Jasa kepada bagian lain.
Sistem ini akan membebaskan bagian atau depertemen lain dari masalah
pemeliharaan dokumen, dan di sisi lain akan membantu mereka memusatkan
perhatian pada aktivitas mereka.
g. Memungkinkan pengamanan lebih terpadu.
Sistem ini juga kan menjadikan keamanan dokumen lebih terjamin, karena sistem
pengamanan dokumen yang terpusat sehingga lebih mudah dalam
pengawasannya.
h. Adanya keseragaman dalam penanganan pendidikan dan pelatihan bagi
manajer dokumen.
Hal ini tentunya penting untuk dipertimbangkan, karena kaan mengurangi
kemungkinan penggunaan sistem yang bermacam – macam pada satu organisasi.
Apabila departemen keuangan menggunakan sistem arsip yang pengklasifikasian
dokumennya berdasarkan abjad nama subjek, sedangkan depertemen penjualan
menggunakan letak geografis pelanggan akan meningkatkan kemungkinan
terjadinyan double work pada suatu organisasi.
i. Pelayanan dokumen di bawah satu atap.
Sistem sentralisasi memungkinkan dilakukan pelayanan dokumen maupun arsip di
bawah satu atap, sehingga lebih efisien waktu maupun biaya.
Beberapa kerugian sistem sentralisasi, antara lain:
a. Kesulitan fisik.
Tidak semua departemen letaknya dekat dengan Pusat Dokumen dan hal ini
mengakibatkan terjadinya penundaan dalam mendapatkan sebuah dokumen. Juga
perlu waktu untuk membawa dokumen dari Pusat Dokumen ke ruangan petugas
yang memerlukannya sehingga kurang efisien.
b. Kebocoran informasi.
Karena beberapa berkas ditempatkan di ruang terpusat, akan terjadi kekhwatiran
adanya publisitas terhadap masalah yang dianggap penting anatara berbagai
bagian yang berbeda-beda. Hal ini dapat dicegah dengan menunjuk petugas yang
bertanggung jawab atas segala berkas dan hanya dialah yang mengizinkan berkas
keluar masuk, bukan orang lain. Hal ini dilakukan dengan cara mengunci lemari
berkas yang hanya dapat diakses oleh petugas tertentu atau dengan cara
menyimpan berkas rahasia di bagian masing–masing.
c. Beberapa bagian mungkin mempunyai kebutuhan yang berlainan.
Kadang–kadang informasi yang sama diperlukan dalam berbagai bentuk, misalnya
nama nasabah yang dijajarkan menurut nama, namun nama tersebut dapat pula
dijajarkan menurut lokasi atau pembagian geografi. Dalam hal ini disarankan agar
salinan yang dijajarkan di Pusat Dokumen disusun menurut kebutuhan mutakhir
dan tembusan tambahan dari kertas yang sama disimpan dibagian lain.
d. Adanya ketakutan akan hilangnya dokumen.
Karena tidak ada duplikasi, apabila dokumen di pusat dokumen hilang atau
terbakar, maka dokumen akan hilang selama-lamanya. Oleh karena itu,
disarankan untuk memiliki salinan dokumen di masing–masing departemen atau
bagian.
e. Pemakai tidak langsung memperoleh dokumen bila diperlukan.
Ada kecenderungan di kalangan manajer agar dokumen yang dihasilkan oleh
organsasi, perusahaan, atau badan disimpan di bawah pengawasan Manajer
Dokumen yang mengelola dokumen berdasarkan prosedur standar dan hanya
dilayani apabila telah memenuhi prosedur yang dimaksud.
2. Sistem Desentralisasi
Sistem ini menyerahkan pengelolaan dan penyimpanan dokumen pada
masing–masing unit.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan sistem ini, antara
lain;
a. Dekat dengan pemakai, sehingga penggunaan dokumen di dalam organisasi
dapat langsung diawasi, dan di sisi lain pemakai dapat langsung memakainnya
tanpa kehilangan waktu maupun tenaga untuk mendapatkannya.
b. Sistem ini sangat cocok bila informasi rahasia yang berkaitan dengan sebuah
bagian, disimpan di bagian yang bersangkutan.
c. Sistem ini juga akan menghemat waktu dan tenaga dalam pengangkutan
berkas, karena setiap berkas yang relevan dengan sebuah bagian akan disimpan
di bagian yang bersangkutan.
Beberapa kerugian sistem desentralisasi adalah:
a. Pengawasan relatif lebih sulit untuk dilakukan, karena letak dokumen yang
tersebar di masing–masing bagian dan sangat lazim apabila masing–masing akan
menerapkan standar penyimpanan yang berbeda–beda.
b. Karena banyak duplikasi atas dokumen yang sama, hal itu mengakibatkan
terjadinya duplikasi ruangan, perlengkapan, dan alat tulis kantor yang
menjadikannya kurang efisien.
c. Karena proporsi pekerjaan untuk menyimpan dokumen hanya menjadi salah satu
fungsi dari tenaga administrasi, kegiatan ini akan mengakibatkan layanan yang
diterima kurang memuaskan. Jadi, keuntungan spesialisasi (berupa tenaga arsip
yang terlatih dan profesional) tidak diperoleh dalam sistem desentralisasi.
d. Sistem ini akan mengalami kesulitan pemberkasan berkaitan dengan dokumen
yang relevan dan berkaitan dengan dua bagian atau lebih. Namun apabila telah
ditetapkan aturan main yang jelas, masalah ini akan lebih mudah dipecahkan.
e. Tidak ada keseragaman dalam hal pemberkasan dan peralatan. Bagian
keuagnan yang menggunakan kertas berukran kuitansi akan menggunakan sistem
penyimpanan dokumen yang sesuai dengan dimensi kuitansi, sementara
departement produksi akan menyesuaikannya dengan ukuran bill of Materials
yang mereka gunakan.
f. Masing–masing bagian akan menyimpan dokumennya sendiri sehingga dokumen
yang sama tersebar di berbagai tempat.
3. Sistem Kombinasi
Pada setiap kominasi, masing–masing bagian menyimpan dokumennya sendiri
di bawah kontrol sistem terpusat. Dokumen yang disimpan apda masing–masing
bagian lazimnya adalah dokumen menyangkut personalia, gaji, kredit, keuangan, dan
catatan penjualan. Pada sistem kombinasi, tanggung jawab sistem berada di pundak
Manajer Dokumen atau petugas yang secara operasional sistem kearsipan. Sistem ini
lazimnya dipakai oleh perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan erusahaan
seligus anak perusahaannya.
Sistem kombinasi memiliki keuntungan sebagai berikut :
a. Adanya sistem penyimpanaan dan temu balik yang seragam.
b. Menekan seminimum mungkin kesalahan pemberkasan serta dokumen yang
hilang.
c. Menekan duplikasi dokumen.
d. Memungkinkan pengadaan dokumen yang terpusat dengan imbas efisiensi biaya
yang lebih mudah.
e. Memudahkan kontrol gerak dokumen sesuai dengan jadwal retensi dan
pemusnahan.
Disisi lain, sistem ini memiliki kerugian sebagai berikut.
a. Karena dokumen yang bertautan tidak ditemapatkan di tempat yang sama akan
menyebabkan sulitnya penggunaan dokumen yang dimaksud.
b. Kurang luwes karena keseragaman di seluruh unit belum ada atau tidak ada.
c. Masalah yang berasal dari sistem sentralisasi dan desentralisasi akan dibawa ke
sistem kombinasi, walaupun dapat diminimalisir apabila pengelolaanya dilakukan
secara dan tepat.
Dilihat dari cara kerja penyimpanannya, sistem penyimpanan arsip
dibedakan menjadi :
1. Sistem hastawi (manual)
Sistem ini digunakan untuk
mengendalikan dokumen sebelum masuk
ke berkas ataupun untuk surat menyurat
yang belum masuk berkas tertentu.
Sistem ini mencakup :
a. Pemakaian buku agenda yang
mencatat dokumen yang dipinjam dan
disusun berdasarkan tanggal
peminjaman atau tanggal dokumen yang dikeluarkan dari rak penyimpanan.
Walaupun sistem ini relatif mudah digunakan, namun masih kurang efisien karena
sulitnya melacak kembali siapa yang meminjam berkas.
b. Pemakaian kartu kendali yang akan dipasangkan pada masing-masing dokumen
yang dipinjam. Kartu ini disusun menurut nama dokumen atau menurut nomor
yang digunakan.
c. Pemakaian kartu keluar diletakkan di tempat dokumen bila dokumen itu dipinjam
seorang pengguna. Apabila dokumen tertentu dipinjam, maka sebagai pengganti
dokumen tersebut akan diberi kartu, atau sulih (dummy) yang menunjukkan bahwa
berkas sedang dipinjam keluar. Kartu ini akan berisiikan kolom pemakai, tanggal
peminjaman dan tanggal pengembalian.
2. Sistem barcoding
Sistem ini dilakukan dengan memberikan tanda
berupa garis atau balok secara vertika pada berkas
atau dokumen. Setiap lokasi atau berkas memperoleh
sandi balok yang unik, dan untuk membacanya
digunakan barcode scanner. Alat baca sandi balok
jinjing (portable barcode reader) dapat digunakan
untuk melaksanakan sensor berkas atau audit berkas.
Manajer dokumen dapat memeriksa setiap ruangan
dengan portable barcode reader yang dapat
memindai sandi balok pemakai atau lokasi, dan informasi kemudian dikirim ke sistem
pelacakan otomatis, sehinga pemantauan gerakan dokumen lebih aktual.
Sangat lazim ditemui sebuah organisasi
mengalami berkas yang hilang atau salah tempat
dikarenakan staf menyerahkan kepada orang lain
tanpa mencatatnya pada buku peminjaman.
Dengan melakukan sensus barcode, berkas akan
dapat dilacak di manapun berkas itu berada.
Keuntungan lain dari sistem ini adalah mudah di
upgrade ketika sistem lama tidak dapat memenuhi
kebutuhan organisasi.
No comments:
Post a Comment